Skip to main content

Bukit Bintang kampung backpacker


Setelah selesai makan siang, conference masih harus berlanjut. prof bermaksud pulang kembali ke KL hari itu karena besok jam 9 pagi beliau ada janji dengan relasinya, dan tentunya aku juga harus pulang bersama prof. namun aku sangat ingin melihat conference itu untuk 1 atau 2 presentasi lagi. dan sejujurnya aku memang ingin sekali jalan-jalan melihat kota Melaka setelah conference itu usai. Namun sepertinya gak sopan memaksakan kehendak. tapi karena tekadku kuat, akhirnya aku utarakan maksudku.


Bulldog Cafe di Malaka


"lah terus kamu besok mau pulang sendiri ke KL?" tanya prof. "iya prof, nanti saya naik bus aja dari sini". setelah debat lama yang intinya prof kurang setuju karena khawatir jika aku harus pulang sendiri dsb, akhirnya beliau bilang "vir, kamu itu tanggung jawab saya. kalo kamu tetap memilih pulang sendiri besok, saya gak tanggung ya!" ada sedikit nada ancaman dalam suaranya. tapi buatku itu adalah lampu kuning yang akan segera hijau. "siaaaaaaaaaaappp proof!!!!" jawabku semangat luar biasa.

Ahirnya aku berhasil dan lanjut mengikuti conference hari itu sampai sekitar jam 15.00, aku memilih keluar sebentar untuk mencari informasi tentang dimana aku bisa naik bus dari Melaka ke KL. ketemulah aku dengan Azrul dan Hisham, mereka mahasiswa malaysia dan juga panitia APIEMS. kami cerita banyak tentang perbedaan negara kami. yang buat aku tertawa adalah ketika aku mengajak mereka untuk berkunjung ke Indonesia lalu mereke bilang "waa.. kami ingin ke indonesie. tapi na' tengok berita di tv tuh, Ganyang Malaysie! Ganyang Malaysie! waa tak lah.. bahaye.. bahaye..." dengan aksen yang soooo Upin Ipin.

Dari petugas hotel yang asli orang Melaka, aku dapat informasi kalo Melaka Sentral (nama stasiun bus di Melaka) tutup jam 8 malam. dan untuk ke KL selalu ada bus setiap jamnya. saa itu jam menunjukkan pukul 16.00. Azrul dan Hisham pun menyarankanku untuk segera pergi. mengingat aku juga ingin keliling Melaka sebelum bertolak kembali ke KL. di depan hotel aku ketemu 2 mahasiswa korea yang sedang menunggu taxi. setelah berkenalan, karena mereka kurang aktif akhirnya aku memulai "ah Korea, nice! I like your drama!" padahal jelas2 aku gak pernah nonton drama korea. mereka hanya tersenyum simpul. ah payah... mungkin wacananya harus lebih berpendidikan, jadi aku ganti topikku "I heard the news that Korea is having a war between northern and southern? how's now?" lagi2 mereka cuma bilang "ya ya.. but it's oke now". ah udahlah, aku pergi aja. Beda bgt ama Farzad yang super semangat.

Di seberang hotel Renaissance aku naik bus Panorama yang cuma RM1.50. bus tersebut akan mengantarku keliling Melaka sebentar sebelum akhirnya berhenti di Melaka Sentral. Melaka merupakan kota yang sangat antik nan indah, dan merupakan kota sejarah. di kota inilah negara Malaysia bermula, sampai2 slogannya: visit melaka means visit malaysia. padahal selama ini aku pikir visit twin tower means visit malaysia.

Malacca Art Galery

Ada motivasi lain dibalik semangatku untuk balik sendiri ke KL malam itu, yaitu karena aku ingin melihat twin tower di malam hari. kabarnya menara ini sangat sangat indah ketika malam hari, mungkin karena ada lampunya yang kemerlap. berangkat lah aku jam 18.30 dari melaka dan tiba di KL pukul 20.30. beruntung ketika di bus aku bertemu dengan 3 mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah disana. mereka memberiku cara untuk menuju ke KLCC (tempat dimana twin tower berada). karena gimanapun juga bus yang aku tumpangi akan berhenti di stasiun Bukit Jalil. dan aku harus pindah naik LRT untuk sampai di twin tower.
Itu pertama kalinya aku naik LRT. sistemnya sama seperti kalo naik TransJogja bedanya ini cuma kereta. tiba di stasiun KLCC aku teringat kata mahasiswa Indonesia tadi: stasiun KLCC tepat berada dibawah twin tower vir. hmm berarti menara yang sudah aku tunggu2 ini ada diatasku sekarang.. sambil berjalan keluar stasiun. naik tangga perlahan-lahan. begitu diatas aku melihat taman yang luas. ok vir.. siap2 balik badan. twin tower di belakangmu sekarang. 3.. 2.. 1.. here I go..
masyallah.. it's even much more wonderful than the picture!!!

Twin tower berdiri dengan megahnya, aku terus dongakan kepala ke atas sampai aku lihat ujungnya. indah luar biasa! aku gak akan lupa perasaanku pertama kali lihat twin tower. ternyata begini rasanya melihat langsung sesuatu yang selama ini cuma lihat gambar dan miniaturnya. aku langsung membayangkan apalagi kalo aku bisa melihat ka'bah, menara eifel, louvre, pisa, opera house, taj mahal.

Twin tower, KL.

Sekitar sejam lebih aku puas2in melihat twin tower dan mengambil gambar, aku baru sadar kalo aku belum tau mau tinggal dimana. tempat prof sangat jauh dari KLCC harus ngelawatin tol, lagipula itu sudah menunjukkan jam 22.00. sudah larut untuk seorang gadis malam2 berkeliaran sendiri di KLCC, jadi aku pikir aku harus dapat teman jalan biar gak kyk orang ilang :D aku melihat ada satu turis yang sedang asyik mengambil gambar twin tower dan aku mulai menyapa. buatku mencari teman sesama turis lebih aman karena pastinya mereka juga punya perasaan dan kewaspadaan yang sama, karena kita sama-sama berada di negri orang.

Dan aku gak salah pilih turis, namanya Hasan, orang Moroko yang tinggal lama di London. cerewet dan suka sekali bercerita. dia juga memberitahuku kalo dia tinggal di Bukit Bintang (gak terlalu jauh dari twin tower), disana biaya penginapan murah, karena Bukit Bintang itu kampung backpacker, semacam Sosrowijayan kalo di Jogja. kalo dari penampilan, aku jelas2 bukan bacpaker secara pakaian yang aku pake adalah kemeja, celana kain dan sepatu pentopel (pakaian yang aku pake untuk conference pagi tadi), sialnya aku gak bawa baju ganti. ditemani dia cari penginapan, kami jalan2 sekitar bukit bintang. harga termurah yang bisa aku dapat RM 60, itu sudah dengan satu ranjang, toilet dalam dan aircon. aku tawar 50 pemiliknya gak mau. berhubung saat itu jam menunjukkan jam 24.00 aku ambil kamar itu dan mengucapkan terimakasih banyak kepada Hasan. sejak malam itu kami berpisah dan gak pernah ketemu lagi. kamar ini perfect! kecuali satu sepreinya bau luar biasa! buat aku pingin muntah. sial.. kyknya ini gak diganti berbulan-bulan. jadilah demi kerbersihan diri, aku tidur dengan mukena malam itu agar tubuhku terlindungi.

Pagi menjelang, satu lagi misiku belum selesai, kalo misi sebelumnya melihat twin tower di malam hari sudah berhasil, nah sekarang misinya berganti menjadi melihat twin tower di pagi hari. Jadilah naik monorel dan LRT bergantian dari bukit bintang. dalam perjalanan aku ketemu cowok cina. dari wajahnya udah keliatan nakal. dia mulai mendekat "waaahh.. pagi2 hendak kemane?" aku hanya tersenyum sambil jalan cepat-cepat, perasaanku udah gak enak. gak ada angin gak ada topan tiba2 dia bilang lagi "saye suke orang melayu". yeaaahhh.. but I don't like you!  kini dia lebih dekat ke arahku dan bertanya "sudah nikah?" heck..! sudahpun apa urusanmu! dengan galak ku jawab "sudah!" kini aku menjauh setengah berlari, namun dia tetap mengikuti di belakangku. "baiklah, kita teman saja". aku bilang "no!" tapi dia belum menyerah juga "ayoolaahh" katanya, kini suaraku lebih galak "i said no!". baru dia menjauh dan pergi, aku lega bukan main.
Setelah semua misiku berhasil, sesuai janji dengan prof sebelumnya, kita akan ketemu di twin tower jam 9 pagi. karena aku tiba disana sejam lebih awal, aku sempatkan untuk bisa naik ke skybridge (jembatan di tengah twin tower), tapi begitu mau beli tiket naiknya, ngantrinya luar biasa. ngalahin kalo mau beli tiket harry poter di bioskop. Alhasil, aku tunda naik ke skybridgenya sampe waktu yang belum ditentukan.

-end.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Confidence Level dan Significance Level dalam Statistik

"Kenapa harus 95% confidence level?" tanya Anton, mahasiswa yang duduknya selalu di baris paling belakang sayap kiri. Sebuah pertanyaan yang bahkan ahli statistik pun memilih untuk mengatakan itu sebagai nilai moderate biar tidak memusingkan mahasiswa. Pak Zaki hanya manggut menunggu usaha tim presenter untuk menjawab pertanyaan klasik tersebut. Pandu yang paling vokal diantara anggota lainnya mulai membuka suara. Aku memperhatikan sesaat jawabannya. Tidak paham. -- Brain Games sebuah acara menarik di channel National Geographic menghibur diriku sore itu. Seorang pesulap mendekati pria secara acak untuk diajak bermain. "Kau tau berapa panjang sungai Amazon?" tanya si pesulap. Pria tersebut dengan segera menggelengkan kepala. Tampak soalnya terlalu susah. "Baiklah, biar aku permudah. Sebut saja sebuah interval angka antara berapa dan berapa kilometer panjangnya" kembali si pesulap menantangnya. 1 detik... 2 detik... 3 de...

Bagaimana Menentukan Ho dan H1?

Aku pernah berdiskusi dengan temanku Fe tentang penentuan hipotesis dalam statistik. waktu itu lagi bahas hm.. regresi linear kalo gak salah.. setelah lama ngobrol sambil aku bolak- balik catatannya dia yang super rapi itu, sampailah aku pada pertanyaan "terus yang membedakan H0 dan H1 apa dong?" sambil aku menatap bego, terus dia jawab "ya.. kalo H1 itu kan hipotesis yang (berbau) positif, dan H0 itu yang negatif" namun ada keraguan dalam nada suaranya. Karena pingin buktiin kata si Fe, akhirnya aku search2 lagi (padahal udah ngambil kelas statistik industri tapi belom paham2 juga hehehe). Karena aku gak terlalu suka buku statistik yang terlalu matematik (a.k.a gak paham), akhirnya aku cari yang isinya lebih banyak ceritanya daripada rumus, ketemulah buku "Intermediate Statistics for DUMMIES". Batinku "gue bgt nih judulnya". Eh benar, penjelasannya amazing! bukunya penuh joke jadi bacanya asyik bgt. secara singkat H0 adalah hipotesis/ asums...

Expect LESS.

Aku sudah sering banget dengar kata-kata diatas "Give more, expect less" , yang kurang lebih artinya "sedikit berharap banyak memberi". tapi suatu kisah tentang Nabi Muhammad SAW, membuat kata-kata itu menjadi lebih bermakna lagi buat aku. Beliau memberi contoh bahwa kita dituntut untuk memberi lebih banyak, atau memberi dengan pemberian yang lebih baik dengan contoh yang sederhana; menjawab salam. Ceritanya singkat aja. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika". perhatikan deh. Orang pertama: Keselamatan at...