Setelah 2 minggu baca novel ini, akhirnya khattam juga. Salah satu novel yang menurut aku sangat inspiratif. Novel karangan Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Al-Mahendra.
Sebenarnya pertama kali lihat sampulnya agak aneh juga, biasanya pengarang novel kan satu orang aja, tapi ini bisa duet gini, eh ternyata mereka istri-suami. Sorry, aku tulis istri nya dulu, bukan karena aku wanita, tapi karena aku sangat yakin, penulis dominan novel ini adalah sang istri yang notabene seorang jurnalis, dan sang suami sepertinya menuangkan ide-ide saja tanpa terlibat penyusunan novel itu sendiri #soktau
Kebetulan aku penikmat sejarah, jadi pertama kali baca prolog novel ini aku langsung tau aku akan jatuh cinta dengan keseluruhan cerita yang ada di novel ini. Demikianlah aku percaya cinta pada halaman pertama.
Ini bukan novel thriller, bukan pula fantasi, hanya fakta dan bersumber dari pengalaman pribadi penulisnya sendiri. Pengungkapan fakta-fakta sejarah dalam novel ini mirip dengan gaya penyampaian Dan Brown - penulis The Da Vinci Code, hanya saja minus ketegangannya. Namun yang pasti, novel ini memberikan pengetahuan yang luas tentang sejarah peradaban Islam di negera- negara Eropa. Sudut pandang penulis tentang isu-isu Islam/Muslim juga bercampur dengan fakta dalam novel ini. Walaupun demikian, penulis mampu menyeimbangkan antara opini yang positif dan negatif, sehingga membuatnya tetap objektif, karena pada dasarnya tidak ada yang mutlak di hidup ini. Dengan demikian novel ini bisa diterima tanpa menimbulkan kontroversi.
Hanum mampu menangkap sisi menarik tentang Eropa. Definisi menarik disini adalah aku benar-benar baru mendengarnya. Misalnya tentang restoran ala Pakistan di Wina yang memiliki konsep "all you can eat, pay as you wish", bukan buffet loh ya, konsep itu dalam makna yang sebenarnya tanpa "tapi" atau tanda bintang kecil di bawahnya. Setelah searching di Google, inilah salah satu foto makanan tentang Der Weenar Deewan Restaurant.
Itu kare ayam. Intinya, dari gambar itu menunjukkan, bukan mentang-mentang bisa makan sepuasnya dan bayar semaunya lantas menunya cuma sayur atau ngemil kacang. Justru daging dan makanan berat lainnya menjadi menu utama di restoran ini. Ini kutipan yang punya gambar dan pernah makan disitu.
Moolgy had told me about this all you can eat Pakistani place in Vienna that not only can you eat as much as you want...but you can pay whatever you want...
So i was totally down to try the food...expecting it to be horrible since you can pay one penny if you want...
But believe you me...boy was i wrong about that...the food kicked me in my face into submission quite easily...
Enough with the food. Ada juga rumor tentang Axe Historique di Paris dimana beberapa bangunan bersejarah Paris membentuk satu garis lurus dari Barat laut ke Timur Tenggara.
Bentangkan gambaran peta dunia yang besar di kepalamu, dan kamu akan menemukan bahwa yang menarik adalah garis lurus tersebut jika diteruskan terus menembus batas negara Perancis, maka garis tersebut mengarah langsung pada Ka'bah di Mekkah, itu semua satu paket dengan hipotesa bahwa Napoleon Bonaparte- Jenderal dan Kaisar Perancis sekaligus Bapak pemilik ide Axe Historique adalah seorang muslim sebelum akhirnya ia meninggal dunia.
Selain itu, fakta sejarah yang diceritakan juga mampu menginspirasiku untuk bermimpi ke tempat-tempat tersebut kelak, melihat langsung saksi perjalanan peradaban Islam di bumi Eropa. Pokoknya setelah baca novel ini, I won't see Europe the same way again!
Terakhir, tentang epilog novel ini, uh sungguh menggetarkan hati. Setelah perjalanannya menapaki jejak Islam di Eropa, akhirnya Hanum kembali pada titik nol, pada titik dimana semua (Islam) bermula, Mekkah Al-Mukarramah. Mataku bahkan sampai berkaca-kaca membacanya. Hanum benar-benar memiliki talenta untuk mendiskripsikan perasaanya dan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Yang benar-benar membuat aku tersentuh adalah ketika dia menulis tentang wahyu pertama yang turun pada Nabi Muhammad SAW.
Karena saking menyentuhnya kata-kata itu, alhasil lah aku post di twitter. Ada beberapa yang me-RT tanda setuju.
Dan ada satu temanku yang me-RT sambil memberi komentar begini.
Aku shocked aja bacanya, aku jadi berfikir apa aku udah salah tulis ya. untuk menghindari beberapa orang yang mungkin juga berfikiran sama dengan temanku itu, jadi aku RT jawabanku ke dia.
Ya semoga saja tidak semakin menyesatkan. Lalu aku minta juga dia untuk membaca sendiri bukunya agar bisa memahami sudut pandang penulisnya secara utuh. Gitu deh...
Makasih udah mampir :)
---v---
Sebenarnya pertama kali lihat sampulnya agak aneh juga, biasanya pengarang novel kan satu orang aja, tapi ini bisa duet gini, eh ternyata mereka istri-suami. Sorry, aku tulis istri nya dulu, bukan karena aku wanita, tapi karena aku sangat yakin, penulis dominan novel ini adalah sang istri yang notabene seorang jurnalis, dan sang suami sepertinya menuangkan ide-ide saja tanpa terlibat penyusunan novel itu sendiri #soktau
Kebetulan aku penikmat sejarah, jadi pertama kali baca prolog novel ini aku langsung tau aku akan jatuh cinta dengan keseluruhan cerita yang ada di novel ini. Demikianlah aku percaya cinta pada halaman pertama.
Ini bukan novel thriller, bukan pula fantasi, hanya fakta dan bersumber dari pengalaman pribadi penulisnya sendiri. Pengungkapan fakta-fakta sejarah dalam novel ini mirip dengan gaya penyampaian Dan Brown - penulis The Da Vinci Code, hanya saja minus ketegangannya. Namun yang pasti, novel ini memberikan pengetahuan yang luas tentang sejarah peradaban Islam di negera- negara Eropa. Sudut pandang penulis tentang isu-isu Islam/Muslim juga bercampur dengan fakta dalam novel ini. Walaupun demikian, penulis mampu menyeimbangkan antara opini yang positif dan negatif, sehingga membuatnya tetap objektif, karena pada dasarnya tidak ada yang mutlak di hidup ini. Dengan demikian novel ini bisa diterima tanpa menimbulkan kontroversi.
Hanum mampu menangkap sisi menarik tentang Eropa. Definisi menarik disini adalah aku benar-benar baru mendengarnya. Misalnya tentang restoran ala Pakistan di Wina yang memiliki konsep "all you can eat, pay as you wish", bukan buffet loh ya, konsep itu dalam makna yang sebenarnya tanpa "tapi" atau tanda bintang kecil di bawahnya. Setelah searching di Google, inilah salah satu foto makanan tentang Der Weenar Deewan Restaurant.
![]() |
source: http://azrihaeatsworld.xanga.com |
Moolgy had told me about this all you can eat Pakistani place in Vienna that not only can you eat as much as you want...but you can pay whatever you want...
So i was totally down to try the food...expecting it to be horrible since you can pay one penny if you want...
But believe you me...boy was i wrong about that...the food kicked me in my face into submission quite easily...
Enough with the food. Ada juga rumor tentang Axe Historique di Paris dimana beberapa bangunan bersejarah Paris membentuk satu garis lurus dari Barat laut ke Timur Tenggara.
![]() |
Axe Historique di Paris |
Selain itu, fakta sejarah yang diceritakan juga mampu menginspirasiku untuk bermimpi ke tempat-tempat tersebut kelak, melihat langsung saksi perjalanan peradaban Islam di bumi Eropa. Pokoknya setelah baca novel ini, I won't see Europe the same way again!
Terakhir, tentang epilog novel ini, uh sungguh menggetarkan hati. Setelah perjalanannya menapaki jejak Islam di Eropa, akhirnya Hanum kembali pada titik nol, pada titik dimana semua (Islam) bermula, Mekkah Al-Mukarramah. Mataku bahkan sampai berkaca-kaca membacanya. Hanum benar-benar memiliki talenta untuk mendiskripsikan perasaanya dan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Yang benar-benar membuat aku tersentuh adalah ketika dia menulis tentang wahyu pertama yang turun pada Nabi Muhammad SAW.
"Malam itu Jibril tidak meminta Muhammad untuk solatlah atau puasalah, tetapi bacalah!" dan itu terulang hingga 3 kali. "Bacalah!" Muhammad diam tidak mengatakan apapun. "Bacalah!" kini Jibril mendekapnya erat. Muhammad takut, ia merasakan tubuhnya bergetar. Lalu yang ketiga kalinya Jibril mengulangi "Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan".Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia. Yang mengajarkan manusia (dengan perantaraan) kalam. Ia mengajarkan pada manusia apa yang belum diketahuinya". (QS. Al'Alaq: 1-5).
Karena saking menyentuhnya kata-kata itu, alhasil lah aku post di twitter. Ada beberapa yang me-RT tanda setuju.
Dan ada satu temanku yang me-RT sambil memberi komentar begini.
Aku shocked aja bacanya, aku jadi berfikir apa aku udah salah tulis ya. untuk menghindari beberapa orang yang mungkin juga berfikiran sama dengan temanku itu, jadi aku RT jawabanku ke dia.
Ya semoga saja tidak semakin menyesatkan. Lalu aku minta juga dia untuk membaca sendiri bukunya agar bisa memahami sudut pandang penulisnya secara utuh. Gitu deh...
Makasih udah mampir :)
---v---
Comments
Post a Comment