Skip to main content

Pijakan Pertama di Eropa: Sendiri dengan baju Musim Panas saat Musim Dingin

Detik- detik pendaratan
Rumah- rumah penduduk dan lanskap alam Eropa mulai tampak jelas
Hasrat di dalam dada mulai kembali bergairah
Kini dengan gairah yang lebih hebat

Tanah Eropa
Tanah Renaisans
Sebentar lagi akan aku injakkan jejak pertamaku di tanah yang menjadi simbol perubahan dari keterpurukan menjadi kebangkitan
Mimpi yang aku ciptakan berpuluh-puluh tahun silam
Akan terwujud
Disini aku memulainya

Frankfurt, mencatat sejarah pijakan pertamaku di bumi Eropa.

Pagi itu Frankfurt International Airport tampak ramai. Ini pengalaman pertamaku ke Eropa. Tidak ada satu orangpun yang aku kenal apalagi menjemput. Satu kali perjalanan lagi pikirku, menuju Siegburg.

Jauh hari sebelum tiba di Jerman, aku mencari akomodasi sementara sebelum akhirnya ke Cologne, tempat aku akan tinggal 1 semester. Bermalam di hotel agaknya mahal, aku berusaha mencari cara terhemat, dan menemukan situs di internet yang mempertemukan antara orang lokal yang bersedia menyewakan rumahnya sebagai hostel dan semacamnya bagi pendatang di kotanya. Memilih dari beberapa profil di situs itu lalu pilihanku jatuh pada sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ibu dan dua anaknya, membaca sekilas review dari orang-orang yang pernah tinggal di rumah mereka, dan merasa mantap untuk akhirnya menghubungi mereka dan membuat perjanjian.

Setelah melalui perjalanan dengan kereta cepat antar kota (Inter-City Express), aku tiba di statisiun kereta pusat Siegburg. Jerman adalah negara multi-budaya dan multi-etnis, namun bagaikan rusa masuk kota, aku benar-benar tampak seperti orang asing bagi siapapun yang melihatku saat itu. Mungkin karena pandanganku yang nanar, linglung dengan keberadaanku sendiri. 

Suhu awal musim semi di pagi itu benar-benar mengejutkan indra perabaku. Rasa dingin di sekujur tubuh yang belum pernah aku alami seumur hidupku. Asap keluar dari mulutku setiap kali aku meniup permukaan tanganku yang aku gosok saling berhadapan. Transisi suhu dari musim dingin sepertinya masih menyesuaikan. Ini pasti 0 derajat.

Lucas, orang lokal yang menyewakan kamar di rumahnya untukku telah memberi arahan transportasi yang harus aku naiki setibanya di Siegburg. Dengan 1 kopor besar dan tas ransel di punggung, aku menikmati setiap detik perjalanan pertamaku di negara empat musim ini.

Pekarangan rumah Lucas



Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Confidence Level dan Significance Level dalam Statistik

"Kenapa harus 95% confidence level?" tanya Anton, mahasiswa yang duduknya selalu di baris paling belakang sayap kiri. Sebuah pertanyaan yang bahkan ahli statistik pun memilih untuk mengatakan itu sebagai nilai moderate biar tidak memusingkan mahasiswa. Pak Zaki hanya manggut menunggu usaha tim presenter untuk menjawab pertanyaan klasik tersebut. Pandu yang paling vokal diantara anggota lainnya mulai membuka suara. Aku memperhatikan sesaat jawabannya. Tidak paham. -- Brain Games sebuah acara menarik di channel National Geographic menghibur diriku sore itu. Seorang pesulap mendekati pria secara acak untuk diajak bermain. "Kau tau berapa panjang sungai Amazon?" tanya si pesulap. Pria tersebut dengan segera menggelengkan kepala. Tampak soalnya terlalu susah. "Baiklah, biar aku permudah. Sebut saja sebuah interval angka antara berapa dan berapa kilometer panjangnya" kembali si pesulap menantangnya. 1 detik... 2 detik... 3 de...

Bagaimana Menentukan Ho dan H1?

Aku pernah berdiskusi dengan temanku Fe tentang penentuan hipotesis dalam statistik. waktu itu lagi bahas hm.. regresi linear kalo gak salah.. setelah lama ngobrol sambil aku bolak- balik catatannya dia yang super rapi itu, sampailah aku pada pertanyaan "terus yang membedakan H0 dan H1 apa dong?" sambil aku menatap bego, terus dia jawab "ya.. kalo H1 itu kan hipotesis yang (berbau) positif, dan H0 itu yang negatif" namun ada keraguan dalam nada suaranya. Karena pingin buktiin kata si Fe, akhirnya aku search2 lagi (padahal udah ngambil kelas statistik industri tapi belom paham2 juga hehehe). Karena aku gak terlalu suka buku statistik yang terlalu matematik (a.k.a gak paham), akhirnya aku cari yang isinya lebih banyak ceritanya daripada rumus, ketemulah buku "Intermediate Statistics for DUMMIES". Batinku "gue bgt nih judulnya". Eh benar, penjelasannya amazing! bukunya penuh joke jadi bacanya asyik bgt. secara singkat H0 adalah hipotesis/ asums...

Expect LESS.

Aku sudah sering banget dengar kata-kata diatas "Give more, expect less" , yang kurang lebih artinya "sedikit berharap banyak memberi". tapi suatu kisah tentang Nabi Muhammad SAW, membuat kata-kata itu menjadi lebih bermakna lagi buat aku. Beliau memberi contoh bahwa kita dituntut untuk memberi lebih banyak, atau memberi dengan pemberian yang lebih baik dengan contoh yang sederhana; menjawab salam. Ceritanya singkat aja. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika". perhatikan deh. Orang pertama: Keselamatan at...