Dari stasiun pusat Siegburg aku menaiki bis kota ke Seelcheid yang memakan waktu kurang lebih 45 menit. Ibunya Lucas, Barbara sudah menungguku di halte. Karena sudah pernah melihat fotoku saat membuat perjanjian di internet, dengan yakin dia mendatangi dan memelukku "you must be Vira, right?" sambil tersenyum ramah.
Itu pelukan pertamaku di Eropa, sangat menghangatkan.
Rumah mereka kecil, mungil dengan halaman yang luas di belakang. Teras yang nyaman di halaman belakang untuk berjemur saat musim panas dilengkapi juga dengan kursi malas dan peralatan barbecue. Aku diantar ke atas untuk melihat kamar tempat aku akan tidur, terkejut saat masuk pertama dan menemukan kamarnya super berantakan. Tidak hanya itu, ditambah debu yang dapat terlihat jelas bahkan ketika aku tidak membersihkan apapun.
Well you can't expect more for only 10 euros per night.
Dengan seketika kecewa itu hilang ketika melihat lewat jendela kamar pemandangan pedesaan Seelcheid yang sangat sangat indah. Pemandangan yang umum menjadi wallpaper di layar komputer.
Aku terpukau.
Seperti melihat pemandangan alam sepanjang perjalanan antar kota di Jawa, ada bukit-bukit, pohon-pohon, sawah, terasering dan gunung. Hanya saja bedanya, kamu melihat tipe lain dari sebuah keindahan. Keindahan alam mereka indah dengan tipe yang berbeda. Hal yang sama bahwa Dian sastro itu cantik, Taylor swift juga cantik, tapi cantik mereka memiliki tipe yang berbeda. Paham kan?
Perasaan ngantuk seketika datang, padahal ini masih siang sekitar jam 12. Entah aku terlalu lelah atau inikah rasanya jetlag. Sambil menyimpan janji pada diriku sendiri untuk keluar menikmati pemandangan itu besok pagi, aku memilih untuk berbaring sebentar.
Asing, sungguh asing rasanya. Dan masih tidak percaya aku sekarang beribu-ribu mil jauhnya dari kasur empukku di Jogja. Seperti ini rasanya meraih mimpi. Bukan kenyamanan yang didapat, melainkan ketidaknyamanan yang anehnya menyenangkan dan menggairahkan.
Lalu aku menutup mata.
Itu pelukan pertamaku di Eropa, sangat menghangatkan.
![]() |
Waiting for bus 576 to Siegburg Bhf. |
Rumah mereka kecil, mungil dengan halaman yang luas di belakang. Teras yang nyaman di halaman belakang untuk berjemur saat musim panas dilengkapi juga dengan kursi malas dan peralatan barbecue. Aku diantar ke atas untuk melihat kamar tempat aku akan tidur, terkejut saat masuk pertama dan menemukan kamarnya super berantakan. Tidak hanya itu, ditambah debu yang dapat terlihat jelas bahkan ketika aku tidak membersihkan apapun.
Well you can't expect more for only 10 euros per night.
Dengan seketika kecewa itu hilang ketika melihat lewat jendela kamar pemandangan pedesaan Seelcheid yang sangat sangat indah. Pemandangan yang umum menjadi wallpaper di layar komputer.
Aku terpukau.
![]() |
Lovely! I could stay for hours just to enjoy this view. |
Seperti melihat pemandangan alam sepanjang perjalanan antar kota di Jawa, ada bukit-bukit, pohon-pohon, sawah, terasering dan gunung. Hanya saja bedanya, kamu melihat tipe lain dari sebuah keindahan. Keindahan alam mereka indah dengan tipe yang berbeda. Hal yang sama bahwa Dian sastro itu cantik, Taylor swift juga cantik, tapi cantik mereka memiliki tipe yang berbeda. Paham kan?
Perasaan ngantuk seketika datang, padahal ini masih siang sekitar jam 12. Entah aku terlalu lelah atau inikah rasanya jetlag. Sambil menyimpan janji pada diriku sendiri untuk keluar menikmati pemandangan itu besok pagi, aku memilih untuk berbaring sebentar.
Asing, sungguh asing rasanya. Dan masih tidak percaya aku sekarang beribu-ribu mil jauhnya dari kasur empukku di Jogja. Seperti ini rasanya meraih mimpi. Bukan kenyamanan yang didapat, melainkan ketidaknyamanan yang anehnya menyenangkan dan menggairahkan.
Lalu aku menutup mata.
![]() |
View from Lucas' room |
Comments
Post a Comment