Skip to main content

Bagaimana Menentukan Ho dan H1?

Aku pernah berdiskusi dengan temanku Fe tentang penentuan hipotesis dalam statistik. waktu itu lagi bahas hm.. regresi linear kalo gak salah.. setelah lama ngobrol sambil aku bolak- balik catatannya dia yang super rapi itu, sampailah aku pada pertanyaan "terus yang membedakan H0 dan H1 apa dong?" sambil aku menatap bego, terus dia jawab "ya.. kalo H1 itu kan hipotesis yang (berbau) positif, dan H0 itu yang negatif" namun ada keraguan dalam nada suaranya.

Karena pingin buktiin kata si Fe, akhirnya aku search2 lagi (padahal udah ngambil kelas statistik industri tapi belom paham2 juga hehehe). Karena aku gak terlalu suka buku statistik yang terlalu matematik (a.k.a gak paham), akhirnya aku cari yang isinya lebih banyak ceritanya daripada rumus, ketemulah buku "Intermediate Statistics for DUMMIES". Batinku "gue bgt nih judulnya".

Eh benar, penjelasannya amazing! bukunya penuh joke jadi bacanya asyik bgt. secara singkat H0 adalah hipotesis/ asumsi yang ada sebelum penelitian dilakukan, dan H1 adalah lawannya. ketetapan ini berlaku dalam setiap kasus. Penulisnya dengan singkat mengambil sebuah contoh sederhana.

Suppose kita gak pernah tahu bahwa ternyata merokok mempengaruhi/ merusak kesehatan. dan gak ada yang tau (nih ceritanya aja).. sampai pada akhirnya ada seorang peniliti yang dalam kepalanya tiba2 muncul ide untuk meniliti efek samping rokok. ya mungkin dia berfikir merokok itu asyik masa sih gak ada efek sampingya? secara dalam hukum alam biasanya yang enak itu gak selalu baik. dan akhirnya dia mulai meneliti.

Nah hipotesis yang terbentuk dalam case ini:

H0: merokok tidak merusak kesehatan
H1: merokok merusak kesehatan

Ingat, H0 adalah hipotesis yang ada di pikiran kita sebelum kita tau apapun (sebelum penelitian dilakukan), dan H1 adalah apa yang ingin kita buktikan (a.k.a lawan H0).

Kemudian aku berfikir, oh mungkin karena itu si Fe beranggapan bahwa H1 biasanya yang positif, dan H0 negatif, sebenarnya definisinya gak salah namun kurang tepat hehehe..

Yah mungkin segitu dulu aja, kalo ternyata ada yang keliru dari notes ini, mohon dibenarkan ya, saya sebenarnya suka statistik, tapi saya gak suka matematikanya hehe.

Comments

  1. Hahaha... Senengnyaaa... Akhirnya ak bisa nemuin tulisan ttg H0 n H1 yg bahasanya bener2 renyah bisa dimengerti. Makasih ya de, skrg ak gak hrs galau lg mikirin hipotesis...

    ReplyDelete
  2. keren :) terimakasih banyak ya sangat membantu penyampainnya mudah dimengerti

    ReplyDelete
  3. Kereeennnnnnn aku jadi paham, Makasih 😀😀😊

    ReplyDelete
  4. Wah, aku salah masuk website

    ReplyDelete
  5. makasii, sangat membantu

    ReplyDelete
  6. Kalo katanya si Fe, H0 negatif. Terus dikasus itu pernyataan merokok tidak merusak kesehatan, itu pernyataan negatif atau positif?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perbedaan Confidence Level dan Significance Level dalam Statistik

"Kenapa harus 95% confidence level?" tanya Anton, mahasiswa yang duduknya selalu di baris paling belakang sayap kiri. Sebuah pertanyaan yang bahkan ahli statistik pun memilih untuk mengatakan itu sebagai nilai moderate biar tidak memusingkan mahasiswa. Pak Zaki hanya manggut menunggu usaha tim presenter untuk menjawab pertanyaan klasik tersebut. Pandu yang paling vokal diantara anggota lainnya mulai membuka suara. Aku memperhatikan sesaat jawabannya. Tidak paham. -- Brain Games sebuah acara menarik di channel National Geographic menghibur diriku sore itu. Seorang pesulap mendekati pria secara acak untuk diajak bermain. "Kau tau berapa panjang sungai Amazon?" tanya si pesulap. Pria tersebut dengan segera menggelengkan kepala. Tampak soalnya terlalu susah. "Baiklah, biar aku permudah. Sebut saja sebuah interval angka antara berapa dan berapa kilometer panjangnya" kembali si pesulap menantangnya. 1 detik... 2 detik... 3 de

Expect LESS.

Aku sudah sering banget dengar kata-kata diatas "Give more, expect less" , yang kurang lebih artinya "sedikit berharap banyak memberi". tapi suatu kisah tentang Nabi Muhammad SAW, membuat kata-kata itu menjadi lebih bermakna lagi buat aku. Beliau memberi contoh bahwa kita dituntut untuk memberi lebih banyak, atau memberi dengan pemberian yang lebih baik dengan contoh yang sederhana; menjawab salam. Ceritanya singkat aja. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika". perhatikan deh. Orang pertama: Keselamatan at